Pesan berantai memelintir konteks berita dari cnnindonesia.com yang tautannya ikut disertakan. Pemberitaan cnnindonesia.com yang berjudul “Warga AS Tewas Usai Minum Cairan Mengandung Chloroquine” tidak membahas obat chloroquine membuat seorang pria di Amerika Serikat meninggal dunia namun pria itu meninggal lantaran menenggak cairan pembersih akuarium yang di dalamnya terdapat kandungan chloroquine.
Kategori: False Context/Konten yang Salah
Sumber: Whatsapp
=====
Narasi:
“OBAT YANG DIBELI JOKOWI DARI CINA KOMUNIS , SANGAT BERBAHAYA DAN BERAKIBAT KEMATIAN ‼‼‼
SURUH JOKOWI AJA YG MINUM OBAT TERSEBUT
Akibat tenggak obat Chloroquine..
Warga AS semaput langsung masuk kamar Mayat..
Mati..
Mati sia-sia akibat Chloroquine..
Obat ini di beli jokowi dalam jumlah banyak..
Warga AS Tewas usai tenggak Chloroquine untuk cegah Corona
=====
Penjelasan:
Beredar pesan berantai di Whatsapp yang menyebutkan bahwa obat chloroquine yang dipesan Presiden Joko Widodo untuk melawan virus Corona atau COVID-19 membuat seorang warga di Amerika Serikat meninggal dunia. Dalam pesan berantai tersebut disertai tautan yang mengarah ke pemberitaan cnnindonesia.com berjudul “Warga AS Tewas Usai Minum Cairan Mengandung Chloroquine.”
Setelah ditelusuri, narasi pesan berantai dengan konten artikel berita yang dibagikan tidak berkaitan sama sekali. Sebab, dalam pemberitaan yang tayang pada tanggal 24 Maret 2020 memberitakan peristiwa meninggalnya seorang pria di Amerika Serikat setelah menenggak cairan pembersih akuarium dengan kandungan chloroquine.
Menurut kesaksian istrinya, pria tersebut menenggak cairan pembersih akuarium setelah Presiden Amerika Serikat (AS) melakukan konferensi pers menyatakan chloroquine dapat menangani virus Corona. Terkait kejadian tersebut, sistem manajemen rumah sakit Banner Health yang berbasis di Arizona dalam laporannya menyatakan supaya para penduduk tidak sembarang mengkonsumsi atau melakukan pengobatan sendiri meski dengan tujuan mencegah infeksi virus.
“Terkait dengan informasi yang simpang siur terkait Covid-19, kami memahami sebagian masyarakat mencoba mencari jalan untuk mencegah terinfeksi virus. Namun, mengobati diri sendiri bukan cara yang tepat,” kata Direktur Pusat Informasi Obat-obatan dan Zat Beracun Banner Health, dr. Daniel Brooks.
Dari penjelasan itu jelas bahwa pria itu bukan meninggal lantaran meminum obat chloroquine, melainkan cairan pembersih akuarium yang di dalamnya terdapat kandungan chloroquine. Perlu diketahui, selain dijadikan obat, chloroquine juga kerap digunakan sebagai salah satu bagian untuk membuat cairan pembersih.
Hal itu tentunya berbeda dengan obat chloroquine yang dipesan oleh Presiden Joko Widodo. Obat tersebut merupakan obat untuk menangani penyakit malaria. Adapun, untuk mengonsumsinya tidak boleh sembarangan, harus disertai resep dokter.
Jubir pemerintah untuk penanganan virus Corona Achmad Yurianto menegaskan, chloroquine merupakan obat yang keras dan penggunaannya harus berdasarkan resep dokter. Karena itu, masyarakat diimbau tak sembarangan mengkonsumsi obat itu untuk mencegah virus Corona (COVID-19).
“Chloroquine adalah obat keras. Karena itu, penggunaannya sudah barang tentu harus dengan resep dokter dan dalam pengawasan dokter untuk pengawasan dokter di RS. Tidak untuk diminum sendiri di rumah,” ujarnya.
Yuri menjelaskan, penggunaan chloroquine dalam penanganan COVID-19 adalah untuk layanan perawatan. Obat itu, kata dia, bukan digunakan sebagai profilaksis atau pencegahan.
“Penggunaan obat-obatan yang kita terapkan adalah dalam konteks untuk layanan rawatan. Sekali lagi bukan untuk layanan profilaksis,” ujarnya.
Berdasarkan penjelasan tersebut, klaim pada narasi pesan berantai tidak benar. Oleh sebab itu, konten narasi dalam pesan berantai tersebut masuk ke dalam kategori False Context atau Konten yang Salah.
=====
Referensi:
https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1143754452623755/
https://www.webmd.com/drugs/2/drug-8633/chloroquine-oral/details
https://edition.cnn.com/2020/03/23/health/chloroquine-hydroxycholoroquine-drugs-explained/index.html