Utang Indonesia Diproyeksi Tembus Rp 7.000 T

JAKARTA, SUARAKALTIM.com – Utang pemerintah Republik Indonesia  yang saat ini tembus Rp 4.000 triliun dianggap belum sepenuhnya tercatat secara keseluruhan. Utang pemerintah diproyeksikan tembus Rp 7.000 triliun jika dihitung dari utang pemerintah dan swasta.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan total utang pemerintah Indonesia yang sebesar Rp 4.034,8 triliun belum termasuk dengan utang swasta dan BUMN.

“Total utang atau outstanding Indonesia setidaknya telah mencapai lebih dari Rp 7.000 triliun, terdiri dari total utang pemerintah dan swasta,” kata Enny di kantor Indef, Jakarta, Rabu (21/3/2018).

Dia menjelaskan utang pemerintah biasanya digunakan untuk membiayai defisit anggaran, dan utang swasta dilakukan oleh korporasi swasta dan BUMN.

 

Berdasarkan data yang dimilikinya, total utang pemerintah dalam APBN 2018 nilainya mencapai Rp 4.772 triliun. Hal itu dilihat dari surat berharga negara (SBN) posisi per September sudah mencapai Rp 3.128 triliun terdiri dari denominasi rupiah Rp 2.279 triliun dan valuta asing atau valas Rp 849 triliun.

Sementara utang luar negeri pemerintah mencapai US$ 177 miliar atau setara dengan Rp 2.322 triliun (dengan kurs rata-rata Rp 13.500 per US$).

Mengenai proyeksi total utang yang tembus Rp 7.000 triliun juga karena di masing-masing kementerian dan lembaga tidak menyajikan data yang sama terkait dengan posisi utang.

Seperti halnya Kementerian Keuangan melalui Badan Kebijakan Fiskal (BKF), menurut Enny data yang disajikan berbeda dengan yang tertera dalam APBN. Begitu juga dengan pencatatan yang dilakukan oleh Bank Indonesia.

Enny bilang Bank Indonesia hanya mencatat utang korporasi dan belum memasukan utang yang dilakukan langsung oleh perusahaan pelat merah.

“Yang ingin digarisbawahi, kalau dari lembaga resmi berbeda, sepertinya utang secara keseluruhan berapa, karena ini belum masuk ke utang BUMN, karena BI hanya koporasi dan swasta, BUMN karya berapa, saya tidak yakin utang seluruhnya ter-capture semua, dari publikasi resmi saja sudah lebih dari Rp 7.000 triliun, ini angka yang paling optimis,” kata dia.

 

Data yang disampaikan Enny berbeda dengan yang dicatat Bank Indonesia (BI)

Jika melihat utang luar negeri (ULN) dari sektor swasta periode Januari 2018 tercatat US$ 174,2 miliar atau tumbuh dibandingkan periode Desember 2017 US$ 172,3 miliar. Total ULN swasta per Januari 2018 itu setara dengan Rp 2.349 triliun (kurs Rp 13.500)

Sedangkan pencatatan BI mengenai utang luar negeri pemerintah sama seperti yang dicatatkan oleh pemerintah, yakni sesuai pada struktur utang yang mencapai Rp 4.034,8 triliun per Februari 2018. 

 

sk-003/detik.com