Video Aksi Bela Tauhid di Jakarta ; Usut Tuntas Kasus Pembakaran “Bendera Tauhid”

Jumat, 26 Oktober 2018 | 8:07 pm | 359 Views |
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

 

Yusuf Martak di Aksi Bela Tauhid: Apa Salahnya Bawa Bendera?

www.suarakaltim.com, JAKARTA  – Massa Aksi Bela Tauhid mulai berorasi di depan Kemenko Polhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Massa menuntut aparat kepolisian mengusut tuntas kasus pembakaran bendera berkalimat tauhid di Garut, Jawa Barat. 

Pantauanwartawan, Ketua GNPF Ulama Yusuf Martak menaiki mobil komando di depan kantor Kemenko Polhukam, Jumat (26/10/2018). Dia menyesalkan aksi pembakaran bendera berkalimat tauhid pada Hari Santri Nasional di Garut. 

Massa yang hadir membawa spanduk bertulisan ‘Ayo Bubarkan Ansor dan Banser NU!’. Mereka menuntut pemerintah juga membubarkan ormas tersebut. 

“Hari Santri Nasional itu pun dinodai dengan perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji. Apakah puas dengan membakar kalimat tauhid dengan bersenang-senang, dengan berteriak teriak sambil memutar lagu lagu himne dari ormasnya masing-masing? Apakah itu tujuannya dan apakah itu seorang muslim? Orang yang beragama lain pun tidak akan membakar bendera dari agama tertentu,” kata Yusuf dalam orasinya.

“Tapi ini sesuatu yang sangat mengherankan, arogansi yang sangat tinggi, menunjukkan bahwa mereka adalah kuat dan besar karena di belakang mereka ada pihak-pihak yang mem-backup,” sambungnya. 

Yusuf menuntut pemerintah menyelesaikan dan mengusut tuntas kasus pembakaran bendera jika tidak mau dianggap anti-Islam. Dia memprotes pihak yang membakar bendera dibebaskan tapi yang membawa bendera diproses hukum. 

“Apabila pemerintah tidak ingin dianggap sebagai pemerintahan yang anti-Islam, tidak berpihak pada ulama, tolong hentikan tindakan-tindakan yang tidak benar ini. Jangan ditoleransi, jangan yang bakar dilepas tapi yang bawa bendera ditangkap. Apa salahnya yang membawa bendera? Bendera tidak ada satu pun logo karena barang bukti sudah dibakar akan dijadikan satu alasan bahwa itu adalah bendera ormas,” ujar Yusuf.

Yusuf menilai bendera yang dibakar bukan merupakan bendera ormas karena tak ada tulisan atau logo ormasnya. Karena itu, dia meminta polisi mengusut kasus itu secara adil.

“Apakah aparat apakah pemerintah tidak tahu bahwa pembakaran itu sudah disaksikan sejuta umat melalui media sosial? Tidak ada satu pun logo ormas, tapi bendera itu dibakar dengan senang hati gembira bahagia membakar kalimat Allah. Tunggu balasannya ya Allah kepada mereka yang membakar bendera-bendera dan berilah hidayah kepada rombongan teman-teman mereka yang masih mempunyai tingkat kesadaran yang tinggi,” imbuhnya.

Aksi ini terkait dengan adanya kasus pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid yang dinyatakan sebagai bendera HTI oleh oknum Banser di Garut, Jawa Barat. Video kejadian itu sempat jadi viral di media sosial.

Sebelumnya, polisi menyatakan bendera bertuliskan kalimat tauhid yang dibakar itu adalah bendera HTI yang telah dinyatakan terlarang oleh pemerintah. Polisi telah mengamankan pembawa bendera yang diduga menjadi penyusup di Hari Santri Nasional, yang diadakan di Garut, Jawa Barat tersebut.

Gerakan Pemuda Ansor sebelumnya juga menegaskan bendera bertuliskan tauhid yang dibakar personel organisasinya, Barisan Ansor Serbaguna (Banser), merupakan bendera HTI. Meski begitu, GP Ansor menyesalkan pembakaran tersebut karena seharusnya bendera itu diserahkan kepada polisi. Ansor juga meminta maaf bila kasus itu menimbulkan kegaduhan. sk-10/detik.com

 

https://www.youtube.com/watch?v=wScYiWubro8