SUARAKALTIM.COM- Karena kecewa tidak diterima di sekolah favorit, seorang siswa SD berprestasi membakar piala dan sejumlah piagam penghargaan yang diperolehnya.
Aksi bocah SD ini terjadi di Pekalongan yang kemudian viral di media sosial itu terjadi karena dia tidak diterima di SMP 1 Kajen Pekalongan.
Ini videonya :
https://youtu.be/fWMOlyJgq1A
Sebagaimana dihimpun, siswa SD di Pekalongan bakar piagam penghargaan itu bernama Yumna, 12 tahun.
Yumna yang lulus dari SDN 02 Pekeringanalit tersebut membakar piala dan piagam penghargaan yang diperolehnya pada Minggu (23/6/2019) lalu.
Ditemui awak media di rumahnya di Griya Kajen Indah RT 4 RW 12, Desa Gandarum, Kecamatan Kajen, siswa SD bakar piala itu terlihat masih sedih.
Sugeng Wiyoto (50) menuturkan, piagam-piagam tersebut dibakar karena sang merasa piagam tersebut tidak berguna lagi dengan kondisi sekarang ini.
Menurut Sugeng, piagam tersebut diperoleh anaknya dari sejumlah kejuaraan seperti seni dan agama, salah satunya ada juara satu di tingkat kabupaten.
Sejumlah kejuaraan dengan raihan peringkat satu tersebut diperoleh dari lomba menulis halus, cerita islami, tilawah, adzan, nyanyi solo, nyanyi grup, dokter kecil.
“Anak saya juga selalu masuk ranking di kelasnya, mungkin dibakar karena berpikiran piagam itu tak ada gunanya untuk membantu dirinya masuk ke SMPN 1 Kajen,” tutur Sugeng.
Masih dikatakan Sugeng, dirinya sudah berupaya mendaftarkan anaknya ke SMPN 1 Kajen, tapi terbentur aturan zonasi.
Hari pertama, Sugeng mengantarkan anaknya mendaftar online melalui jalur zonasi. Namun oleh guru dan kepala sekolah, disarankan daftar jalur prestasi.
Di hari kedua, ia mendaftar melalui jalur prestasi, namun tidak bisa karena sudah mendaftar melalui jalur zonasi.
Alhasil lantaran sekolah dari rumah 1,8 km, anaknya tidak bisa masuk SMPN 1 Kajen. Karena kecewa, terjadilah insiden siswa SD bakar piagam tersebut.
Saya, sebagai orangtua kecewa. Kita sudah mendaftar ke jalur prestasi kata pihak sekolah (SMP) tidak bisa, harusnya daftar di sekolah diluar zonasi,” jelasnya.
Dirinya mengungkapkan kendati kecewa dengan sistem yang ada, ia tetap melanjutkan anaknya masuk sekolah swasta agar tidak kecewa berkelanjutan.
“Anak saya sudah di daftarkan ke sekolah SMP Muhammadiyah 1 Kajen dan seharusnya dengan sistem seperti ini pihak pemerintah menyediakan banyak sekolah negeri dulu,”ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Pekalongan, Sumarwati saat dihubungi Tribunjateng.com belum memberikan keterangan terkait dengan gagalnya siswa yang masuk ke jalur prestasi tersebut.