Suara Kaltim – Setiap orang pasti mengharapkan mendapatkan kemudahan dalam meraih rizki Allah SWT. Tidak ada jaminan apapun bahwa apa yang dilakukan manusia akan mendapatkan rizki sesuai yang diinginkannya. Rizki itu hak mutlak Allah, terserah Allah mau memberikan berapapun kepada siapa saja hamba-Nya. Makanya, kita sebagai manusia yang lemah harus selalu berusaha sekaligus
abah guru sekumpul
OLEH : Ahmad Rosyadi Mantan Wartawan, Penulis Buku “Bertamu ke Sekumpul” Detik-Detik Terakhir Menjelang Wafat “Bila kena (nanti) aku meninggal dunia, kantor dan bank pasti tutup. Sekolah dan madrasah umpat (ikut) jua libur….,” kata Guru Sekumpul. BERITA duka itu akhirnya datang juga. Rabu, 10 Agustus 2005, subuh dinihari selepas pukul 05.00 Wita, Al
Suara Kaltim – Lirik syair Khobbiri ya Nusaima sangat erat kaitannya dengan Abah Guru Sekumpul (KH Muhammad Zaini Abdul Ghani) Martapura Kalimantan Selatan. Siapa saja yang mendengarkan Abah Guru Sekumpul melantunkan syair Khobbiri ini maka akan merinding hatinya, bergetar merasakan hadirnya Rasulullah SAW. Lagu yang sudah melekat dalam syair Khobbiri itu syahdu betul. Bagi
Ulama Yang Istiqomah Mengaji kepada Guru Sekumpul SEWAKTU Alfaqir (saya Zein, penulis) bersilaturrahim ke kediaman Ustadz Arifin Ilham di Depok, Jawa Barat, di situ beliau banyak bercerita tentang guru-guru, para ulama dan habaib di Kalimantan dan terutama adalah guru beliau, Abah Guru Sekumpul. Oh ya, sebagai catatan Ustadz Arifin Ilham adalah ulama asli banua yang bermukim di Depok
Suara Kaltim – SAAT Abah Guru kumpul sedang diurut (dipijat tradisional), maka datanglah seorang tamu. Tamu tadi maunya ingin bertemu dengan Guru Sekumpul, namun karena beliau sedang dipijat, akhirnya si tamu ma’fhum, izin pamit sembari manjulungi (memberikan) sebuah amplop : “Ampun maaf Bah, ini amplop sagan (untuk) pian (anda) baurut.” Tuntung (selesai) Abah Guru be’urut, amplop tadi langsung dijulung (diberikan) sidin lawan
Abah Guru Sekumpul dalam sebuah acara di Martapura, Kalsel. foto humas pemda banjar KETIKA acara selamatan di rumah H Ahmad Marzuki (Bangil, Jawa Timur), tiba-tiba datang seorang Habaib yang menumpang sebuah becak, perawakan tubuh agak pendek, dia adalah Habib Abdullah Baroqbah yang Majdzub. Sesampai beliau di pintu rumah, beliau menanyakan : “Adakah di sini
Suara Kaltim – BERKATA Allayarham Guru Bakrie Gambut. Waktu itu ada haji Akbar yang ditandai dengan wukuf di Arafah bertepatan pada hari Jum’at. Dan pada waktu itu juga, kota Mekkah dan Arafah lebih sering diguyur hujan, sesuatu peristiwa langka memang. Aku membawa dan membimbing rombongan haji banua untuk kesempatan haji akbar itu, kata Allahyarham Guru
MARTAPURA – Kejadian ini penulis dengar ceritanya langsung dari yang mengalami/menyaksikan, yaitu H Rahmat, seorang pengusaha batubara dari Gunung Sambung, Kecamatan Sambung Makmur, Kabupaten Banjar (Kalsel). H Rahmat kebetulan orang yang cukup dekat berhubungan dengan Abah Guru Sekumpul. Suatu hari H Rahmat yang tengah mengelola tambang batubara, sedang memerlukan dana yang tidak sedikit
Sebagaimana Dikisahkan Abah Guru Banjar Indah (KH Syaifuddin Dzuhri) Suara Kaltim – SEWAKTU Guru Bakrie (KH Ahmad Bakrie, pendiri & pengasuh Ponpes Al-Mursyidul Amin, Gambut, Kab Banjar, Kalsel) ) masih belajar di pondok pesantren Darussalam Martapura, tepatnya di kelas 3 Ulya, kebetulan wali kelasnya adalah Abah Guru Sekumpul sendiri. Hari itu Abah Guru memberikan
ABAH Guru memiliki beberapa koleksi cincin. Nang selalu dia kenakan berganti-ganti. dengan berbagai mata cincin pilihan tentu saja. Selain memang sunnah, Abah Guru diketahui memang penggemar batu cincin. Nah, suatu saat, salah satu cincin kesayangan sidin hilang. Entah, kada ingat (lupa) meletakkan atau ada nang mencuntan (mencuri)guru kada tahu persis. “Utas berlian Abah pernah